Pages

19 Desember 2011

Pencemaran tanah

kali ini membahas tentang pencemaran tanah akibat sampah. Tanah merupakan elemen dasar dalam perkembangbiakan tumbuhan sebagai sumber bahan makanan alami dan sumber oksigen utama bagi kehidupan.
Bahan organik dan mineral yang terkandung di dalamnya cukup banyak sehingga dapat menopang akar tumbuhan yang mampu menahan dari munculnya erosi dan banjir. Dengan begitu, bisa dikatakan tanah juga dapat menjaga keseimbangan ekosistem dan yang terpenting mempertahankan siklus air.
Sangat disayangkan, sedikit sekali yang menyadari akan arti pentingnya tanah. Pencemaran tanah dianggap hal yang biasa terjadi. Sampah-sampah yang tidak dapat membusuk seperti plastik dan limbah kimia dari pabrik-pabrik menyebabkan tanah kehilangan unsur haranya sehingga tidak produktif lagi.
Penyebab Pencemaran Tanah
Bila dikelompokkan, limbah penyebab polusi tanah dibedakan menjadi 3 golongan utama yaitu limbah industri, limbah rumah tangga atau domestik dan limbah pertanian.
Yang termasuk limbah industri adalah sampah buangan dari pabrik pengawetan daging, ikan, pabrik kertas, pabrik gula, pabrik kimia dan logam yang berbentuk padat, cair dan kental seperti larutan yang sengaja disebar ke atas tanah agar dapat diserap. Limbah tersebut banyak mengandung arsen, timbal, boron, dan krom.
Limbah rumah tangga yang berbentuk cair seperti deterjen, cat, tinja dan oli dapat membunuh mikroorganisme sebagai pengurai dalam tanah. Selain itu, ada pula limbah padat seperti kaleng, plastik, dan botol bekas air mineral yang tidak dapat terurai dalam tanah dan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan kesuburan tanah.
Limbah pertanian seperti kotoran sapi, sampah daun, dan jerami sebetulnya masih bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak dan pupuk organik. Namun, ada sebagian petani yang menggunakan pupuk urea dan pestisida yang sisa hasil olahannya akan kembali ke tanah.
Pupuk tersebut memang bisa menyuburkan tanaman dalam waktu singkat dengan bentuk tanaman dan buah yang lebih bagus secara fisik. Bahan kimia tersebut berpotensi mematikan mikroorganisme yang hidup di dalam tanah.
Penanggulangan Pencemaran Tanah
Untuk mengatasi pencemaran tanah, masyarakat bersama pemerintah dapat menerapkan beberapa langkah sederhana seperti :
  • Pemisahan sampah basah dan kering atau sampah organik dan anorganik. Hal ini dilakukan agar memudahkan saat pengolahan. Pengolahan sampah anorganik dengan cara mendaur ulang atau recycle. Sedangkan sampah basah biasanya dijadikan pupuk organik.
  • Mengurangi pemberantasan hama dengan menggunakan pestisida. Pemberantasan hama dapat dilakukan secara biologi yaitu dengan menciptakan tanaman resistan hama, yaitu virus disemprotkan pada tanaman yang bila termakan oleh hama maka hama tersebut akan mati, tanpa mengganggu pertumbuhan tanaman.
  • Lebih bijak lagi jika pembungkus makanan yang biasanya terbuat dari plastik diganti dengan bahan pembungkus lain, seperti daun jati atau daun pisang.
Langkah-langkah ini sudah lama dicetuskan oleh pemerintah, namun kenyataannya hanya sedikit dari masyarakat kita yang sadar akan pentingnya program ini. Dengan melakukannya secara berkesinambungan maka dapat dipastikan ke depannya penduduk bumi tidak perlu merasa resah akan keseimbangan ekosistem.
Penanganan
 Remediasi
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.
Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit. Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia.
Walaupun fenomena alam seperti gunung berapi, badai, gempa bumi dll juga mengakibatkan perubahan yang besar terhadap kualitas air, hal ini tidak dianggap sebagai pencemaran.
Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda, seperti:
  • Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi.
  • Sampah organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat berdampak parah terhadap seluruh ekosistem.
  • Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti logam berat, toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air.
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia.
Bioremediasi
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air). Menurut Dr. Anton Muhibuddin, salah satu mikroorganisme yang berfungsi sebagai bioremediasi adalah jamur vesikular arbuskular mikoriza (vam). Jamur vam dapat berperan langsung maupun tidak langsung dalam remediasi tanah. Berperan langsung, karena kemampuannya menyerap unsur logam dari dalam tanah dan berperan tidak langsung karena menstimulir pertumbuhan mikroorganisme bioremediasi lain seperti bakteri tertentu, jamur dan sebagainya.
Dampak Pada kesehatan

Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe polutan, jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Kromium, berbagai macam pestisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada seluruh populasi.

Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena pada konsentrasi tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena leukemia. Merkuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal, beberapa bahkan tidak dapat diobati. PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati. Organofosfat dan karmabat dapat dapat menyebabkan ganguan pada saraf otot. Berbagai pelarut yang mengandung klorin merangsang perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan sistem saraf pusat. Terdapat beberapa macam dampak kesehatan yang tampak seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di atas. Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan kematian.

Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem[1]. Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan terbawah tersebut rendah, bagian bawah piramida makanan dapat menelan bahan kimia asing yang lama-kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni piramida atas. Banyak dari efek-efek ini terlihat pada saat ini, seperti konsentrasi DDT pada burung menyebabkan rapuhnya cangkang telur, meningkatnya tingkat kematian anakan dan kemungkinan hilangnya spesies tersebut.

Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.

0 komentar:

Posting Komentar